Menyesal Terlambat Membahagiakan Ibunya
Kisah Anak yang Menyesal Terlambat Membahagiakan Ibunya
Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Arman yang sudah menikah dan tinggal bersama istrinya di kota. Arman dikenal sebagai pekerja keras. Ia memiliki pekerjaan yang cukup mapan dan kehidupan yang terbilang nyaman. Namun, di balik kesuksesannya, ada seorang ibu yang tinggal sendiri di desa, menanti kabar dari anak semata wayangnya itu.
Suatu hari, ibunya menelepon Arman. Dengan nada lembut namun sedikit ragu, sang ibu berkata, “Nak, bolehkah Ibu meminta sedikit uang untuk memperbaiki atap rumah kita yang bocor?”
Mendengar permintaan itu, Arman terdiam. Bukan karena tidak punya uang, tetapi karena merasa perlu membicarakan hal itu dengan istrinya terlebih dahulu. Arman pun menjawab, “Bu, nanti saya tanyakan dulu ke istri, ya. Saya akan kabari lagi.”
Namun, hari demi hari berlalu, Arman tak kunjung memberikan jawaban. Kesibukan kerja dan rutinitasnya di kota membuatnya lupa akan janji tersebut. Di sisi lain, ibunya hanya bisa menunggu, berharap anaknya tidak merasa terbebani.
Beberapa minggu kemudian, Arman menerima kabar dari tetangga bahwa ibunya jatuh sakit. Ia segera pulang ke desa. Saat tiba, ia mendapati ibunya terbaring lemah di kamar. Sambil memegang tangan ibunya, ia bertanya, “Bu, kenapa tidak bilang kalau sakit?”
Dengan suara lirih, ibunya menjawab, “Ibu tidak ingin merepotkanmu, Nak. Ibu tahu kau sibuk dan punya keluarga yang harus kau utamakan.”
Kalimat itu menghantam hati Arman seperti petir. Ia teringat bagaimana ia ragu-ragu untuk membantu ibunya, bahkan untuk kebutuhan kecil seperti memperbaiki atap rumah. Padahal, ia mampu. Ia hanya menunda-nunda karena merasa harus meminta izin istrinya terlebih dahulu, meski dalam hati ia tahu ibunya tidak meminta hal yang berlebihan.
Setelah kejadian itu, Arman berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi menunda-nunda membantu ibunya. Ia sadar, kebahagiaan orang tua adalah tanggung jawab anak, dan tidak ada alasan untuk ragu memberikan yang
Komentar
Posting Komentar